Selamat Jalan, Londis ..( ini dia fotonya, waktu berumur 2 bulan)
Tulisan ini didedikasikan untuk "Adik" kecil kami tersayang, Londis alias Bondis alias Ondis .. Semoga keceriaan yang selama ini selalu ada padanya, bisa terus berlanjut di kehidupan diatas sana ..
Siang itu Aku baru saja bangun, kaget karena adikku, Jenni menelfon. Suaranya sangat ceria, dia bilang "Kak, di rumah ada anak dogi baru, pulanglah, main kesini. Lucu banget anaknya, masih bayi, kaya tikus. Mau dibuang sama yang punya, Mama kasihan, jadi kita boleh pelihara". Sontak Aku pun tak sabar ingin segera main ke rumahku yang letaknya di dekat Taman Mini tersebut.
Hhh .. Ada-ada saja memang adikku yang satu itu. Tapi, keluargaku bisa dibilang tergolong sebagai pecinta dan penyayang hewan, apapun, terutama Anjing. Namun bukan berarti kami semua berani terhadap semua binatang, ya ! hehe ..
Sesampainya di rumah, aku langsung bisa melihat wujud "adik" kecil baru kami itu. Memang masih sangat mungil, karena baru usia sekitar 1 bulan. Badannya kecil kaya tikus, dan warna bulunya yang kecoklat abu-abuan sangat mirip dengan anak anjingku yang kini sudah berusia 4 tahun, si Lothee, yang biasa disebut Abang (karena memang dia jantan sendiri dari 4 saudara lainnya). Kebetulan "adik" kecil baru ini juga betina, alhasil Mamaku gak perlu repot untuk vasektomi lagi.
Tidak sampai sebulan, "Adik" baru yang akhirnya diberi nama Londis, bekembang dengan pesat. Dari yang semula kecil, hidungnya pesek, sekarang jadi tinggi dan mulai mancung hidungnya. Anaknya selalu ceria. Kami memberi istilah dengan kata 'autis', karena memang tidak bisa diam, persis seperti saudara2nya waktu masih kecil dulu. Hobinya menggigit segala yang ada. Gak kehitung lagi deh berapa puluh sendal dan sepatu yang kecolongan kegigit sama dia. Hihi ..
Ada kenangan lucu, suatu hari, Daddyku pusing mencari hp dan kacamatanya yang tiba2 raib, dan pada saat yang sama pula si Ondis pun raib. Semua yang ada di rumah panik. Daddy sibuk mencari barang2nya, adik2ku yang lain sibuk mencari Ondis. Ehh .. setengah jam kemudian, kelihatan wujud kecilnya dibalik atap. Gak tahunya dia lagi asik gigitin gagang kacamata dan body hp Daddy !! Alhasil Daddy ku marah gak karuan. Sempat ingin dibuang, tapi disembunyikan sama adik2ku. saking ketakutannya dia ngumpet dibalik tangga. Tapi akhirnya Daddy hilang marahnya, dan memang kebetulan beliau yang paling hobi ngeladenin gak bisa diemnya si Ondis, jadi mereka berdua sayang2an lagi deh. Hoho ..
Waktu berlalu, Ondis kami yang mungil pun semakin besar, tapi belum tinggi betul, karena umurnya belum 6 bulan. Hidungnya tambah mancung, dan ke-autisannya juga belum hilang. Badannya sehat, karena makannya banyak, melebihi saudara2nya yang badannya jauh lebih besar dari dia.
Sampai akhirnya, pada hari minggu yang lalu, entah kenapa, Ondis kami terlihat lesu, letih dan kurang bersemangat. Makannya yang biasa banyak, mendadak menyusut. Beberapa kali Ondis muntah sekaligus baerak2. Mama ku sudah memberinya obat cacing, dan berefek dengan banyak cacing yang keluar. Untuk pertolongan pertama, dipanggil mantri hewan yg biasa kerumah untuk kontrol kesehatan (program pemerintah untuk mencegah anjing rabies), diberi suntik p3k, tp ternyata tidak kujung sembuh. Mantri bilang, Ondis terkena Virus Distemper.
Kami sudah menghubungi dokter hewan langganan, tapi beliau belum bisa hadir saat itu,dan baru bisa datang Kamis, 28 Mei 2009, pagi hari. Tapi terlambat sudah, virusnya sudah menyebar kedalam tubuh terutama pencernaan Ondis. Semalaman kami menjaga Ondis, tapi pukul 10 malam dia kejang2, cukup lama, dan kami tidak tega melihat badannya yang mengecil kejang tanpa henti.
Kami semua menangis, karena tidak tahu harus bagaimana, sementara Hp dokter Ramzi sulit sekali dihubungi. Mungkin karena sudah tidak kuat, akhirnya Ondis pun menghembuskan nafasnya yang terakhir, tepat pukul 12 malam, dimana adikku Jenni, berulang tahun diusia 21 tahun.
Air mata pun tumpah. Prihatin rasanya kehilangan adik kecil yang baru saja akan memulai petualangan bersama saudara2nya, sekaligus prihatin dihari ultah ke 21 tahun Jenni, kami malah menggali kubur untuk Ondis.
Yah, Ondis kami kini sudah tiada. Tak ada lagi gonggongan yang masih terdengar kecil dan belum berat seperti saudara lainnya. Tak ada lagi pula ke-autisan dan kepintarannya mengejar dan menangkap bola. Tak ada lagi gigitan2 kecilnya. Seandainya dokter bisa cepat datang, mungkin dia masih ada ditengah kami sekarang. Namun, seandainya hanya dan akan tetap tinggal seandainya. Mungkin ini memang jalan yang terbaik. Aku yakin, diatas sana, Ondisku lebih bahagia. Dia pasti sudah mendapat kehidupan baru yang tak kalah menyenangkan dan membahagaiakan dari yang dia pernah dapat bersama kami. Tak kan ada lagi sakit yg akan dia rasakan disana. Mungkin sekarang dia sedang bermain dengan kawan2nya, berlari2 dengan senang menyusuri padang rumput hijau yang lapang, indah dan teduh.
Ahh .. Menetes air mata ini setiap kali melihat dan mengingat kenangan2 bersama adik kecil yang belum lama bersama kami itu. Kini memang tidak akan ada lagi semua hal tentang kegembiraan yang sudah dilalui selama ini. Tapi Ondis, selalu dan akan tetap ada, disini .. dihati kami.
Tulisan ini didedikasikan untuk "Adik" kecil kami tersayang, Londis alias Bondis alias Ondis .. Semoga keceriaan yang selama ini selalu ada padanya, bisa terus berlanjut di kehidupan diatas sana ..
Siang itu Aku baru saja bangun, kaget karena adikku, Jenni menelfon. Suaranya sangat ceria, dia bilang "Kak, di rumah ada anak dogi baru, pulanglah, main kesini. Lucu banget anaknya, masih bayi, kaya tikus. Mau dibuang sama yang punya, Mama kasihan, jadi kita boleh pelihara". Sontak Aku pun tak sabar ingin segera main ke rumahku yang letaknya di dekat Taman Mini tersebut.
Hhh .. Ada-ada saja memang adikku yang satu itu. Tapi, keluargaku bisa dibilang tergolong sebagai pecinta dan penyayang hewan, apapun, terutama Anjing. Namun bukan berarti kami semua berani terhadap semua binatang, ya ! hehe ..
Sesampainya di rumah, aku langsung bisa melihat wujud "adik" kecil baru kami itu. Memang masih sangat mungil, karena baru usia sekitar 1 bulan. Badannya kecil kaya tikus, dan warna bulunya yang kecoklat abu-abuan sangat mirip dengan anak anjingku yang kini sudah berusia 4 tahun, si Lothee, yang biasa disebut Abang (karena memang dia jantan sendiri dari 4 saudara lainnya). Kebetulan "adik" kecil baru ini juga betina, alhasil Mamaku gak perlu repot untuk vasektomi lagi.
Tidak sampai sebulan, "Adik" baru yang akhirnya diberi nama Londis, bekembang dengan pesat. Dari yang semula kecil, hidungnya pesek, sekarang jadi tinggi dan mulai mancung hidungnya. Anaknya selalu ceria. Kami memberi istilah dengan kata 'autis', karena memang tidak bisa diam, persis seperti saudara2nya waktu masih kecil dulu. Hobinya menggigit segala yang ada. Gak kehitung lagi deh berapa puluh sendal dan sepatu yang kecolongan kegigit sama dia. Hihi ..
Ada kenangan lucu, suatu hari, Daddyku pusing mencari hp dan kacamatanya yang tiba2 raib, dan pada saat yang sama pula si Ondis pun raib. Semua yang ada di rumah panik. Daddy sibuk mencari barang2nya, adik2ku yang lain sibuk mencari Ondis. Ehh .. setengah jam kemudian, kelihatan wujud kecilnya dibalik atap. Gak tahunya dia lagi asik gigitin gagang kacamata dan body hp Daddy !! Alhasil Daddy ku marah gak karuan. Sempat ingin dibuang, tapi disembunyikan sama adik2ku. saking ketakutannya dia ngumpet dibalik tangga. Tapi akhirnya Daddy hilang marahnya, dan memang kebetulan beliau yang paling hobi ngeladenin gak bisa diemnya si Ondis, jadi mereka berdua sayang2an lagi deh. Hoho ..
Waktu berlalu, Ondis kami yang mungil pun semakin besar, tapi belum tinggi betul, karena umurnya belum 6 bulan. Hidungnya tambah mancung, dan ke-autisannya juga belum hilang. Badannya sehat, karena makannya banyak, melebihi saudara2nya yang badannya jauh lebih besar dari dia.
Sampai akhirnya, pada hari minggu yang lalu, entah kenapa, Ondis kami terlihat lesu, letih dan kurang bersemangat. Makannya yang biasa banyak, mendadak menyusut. Beberapa kali Ondis muntah sekaligus baerak2. Mama ku sudah memberinya obat cacing, dan berefek dengan banyak cacing yang keluar. Untuk pertolongan pertama, dipanggil mantri hewan yg biasa kerumah untuk kontrol kesehatan (program pemerintah untuk mencegah anjing rabies), diberi suntik p3k, tp ternyata tidak kujung sembuh. Mantri bilang, Ondis terkena Virus Distemper.
Kami sudah menghubungi dokter hewan langganan, tapi beliau belum bisa hadir saat itu,dan baru bisa datang Kamis, 28 Mei 2009, pagi hari. Tapi terlambat sudah, virusnya sudah menyebar kedalam tubuh terutama pencernaan Ondis. Semalaman kami menjaga Ondis, tapi pukul 10 malam dia kejang2, cukup lama, dan kami tidak tega melihat badannya yang mengecil kejang tanpa henti.
Kami semua menangis, karena tidak tahu harus bagaimana, sementara Hp dokter Ramzi sulit sekali dihubungi. Mungkin karena sudah tidak kuat, akhirnya Ondis pun menghembuskan nafasnya yang terakhir, tepat pukul 12 malam, dimana adikku Jenni, berulang tahun diusia 21 tahun.
Air mata pun tumpah. Prihatin rasanya kehilangan adik kecil yang baru saja akan memulai petualangan bersama saudara2nya, sekaligus prihatin dihari ultah ke 21 tahun Jenni, kami malah menggali kubur untuk Ondis.
Yah, Ondis kami kini sudah tiada. Tak ada lagi gonggongan yang masih terdengar kecil dan belum berat seperti saudara lainnya. Tak ada lagi pula ke-autisan dan kepintarannya mengejar dan menangkap bola. Tak ada lagi gigitan2 kecilnya. Seandainya dokter bisa cepat datang, mungkin dia masih ada ditengah kami sekarang. Namun, seandainya hanya dan akan tetap tinggal seandainya. Mungkin ini memang jalan yang terbaik. Aku yakin, diatas sana, Ondisku lebih bahagia. Dia pasti sudah mendapat kehidupan baru yang tak kalah menyenangkan dan membahagaiakan dari yang dia pernah dapat bersama kami. Tak kan ada lagi sakit yg akan dia rasakan disana. Mungkin sekarang dia sedang bermain dengan kawan2nya, berlari2 dengan senang menyusuri padang rumput hijau yang lapang, indah dan teduh.
Ahh .. Menetes air mata ini setiap kali melihat dan mengingat kenangan2 bersama adik kecil yang belum lama bersama kami itu. Kini memang tidak akan ada lagi semua hal tentang kegembiraan yang sudah dilalui selama ini. Tapi Ondis, selalu dan akan tetap ada, disini .. dihati kami.
Selamat jalan Ondisku, semoga kamu senang disana, dan semoga kita masih diberi kesempatan untuk bermain bersama lagi, tentu di kehidupan yang akan datang setelah ini. Mama, Daddy, kakak Odit, Kak Jeni, Bang Puput, Kak Ninut, Mak Ciki, Cancan, Tongki, Abang dan Pincu akan selalu mengenang dan merindukanmu ..
With love,
kami yang sangat teramat mencintaimu ..
With love,
kami yang sangat teramat mencintaimu ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar