Virus Distemper !!
Kenapa baru sekarang tahu tentang hal ini ..
Kenapa tidak kemarin saat Ondisku terbaring lemah tak berdaya melawan virus yang begitu jahatnya merenggut dia dari pelukan kami .. :(
Pembahasan Kasus
Distemper anjing atau canine distemper merupakan penyakit yang sangat menular pada anjing yang disebabkan oleh virus RNA Paramyxovirus, ditandai dengan kenaikan suhu tubuh bifase, leucopenia, radang saluran pencernaan dan pernafasan dan sering diikuti oleh komplikasi gangguan saraf pusat. Semua bangsa dan umur anjing dapat terserang penyakit ini. Pada kasus ini dugaan pasien menderita distemper hanya bedasarkan gejala klinis saja, karena untuk pembuktiannya tentu saja perlu pemeriksaan laboratorium, gejala klinis yang tampak seperti ruam-ruam merah pada selangkangan kaki depan dan belakang mungkin saja akibat reaksi hypersensivitas dari gigitan caplak dan tungau pada pasien, walaupun demikian dugaan distemper tentu tidak boleh diabaikan.
Patogenesis
Penularan virus lewat udara (per inhalasi) menyebabkan infeksi ke dalam sel makrofag alat pernafasan. Virus mula-mula akan berkembang di dalam kelenjar getah bening terdekat. Dalam waktu 1 minggu virus menjalani replikasi dan menyebabkan viremia, yang selanjutnya virus tersebar ke berbagai organ limfoid, sumsum tulang dan lamina propria dari epitel. Apabila respon jaringan retikuloendotelial bagus,segera terbentuk antibodi yang cukup dan virus akan dinetralisasi hingga tubuh bebas dari virus. Sebaliknya kalau antibodi tidak terbentuk, virus menyebar cepat. Suhu tubuh saat itu akan naik , anoreksi, depresi dan sel-sel kelenjar di saluran pernafasan dan mata menghasilkan sekretnya secara berlebihan. Batuk, dispnoea, disertai suara cairan dari paru-paru segera terjadi. Rusaknya epitel saluran pencernaan menyebabkan diare, muntah dan nafsu makan tertekan.
Gejala klinis
Gejala klinis distemper sangat bervariasi baik dalam durasinya maupum keseriusannya. Kenaikan suhu terjdi pada hari 1-3, diikuti penurunan selama beberapa hari kemudian naik lagi selama 1 minggu atau lebih. Saat awal kejadian segera akan diikuti dengan leukopenia dan limfopenia. Selanjutnya terjadi netrofilia selama beberapa minggu.
Gangguan pada saluran pernafasan berupa keluarnya leleran hidung kental, mukopurulen dan leleran mata yang menigkat (epifora) yang lama-lama juga bersifat mukopurulen .
Anjing akan tampak lesu, depresi, batuk-batuk, anoreksi dan mungkin diikuti diare dengan tinja yang berbau busuk. Telapak kaki akan mengeras krena kekurangan cairan (hardpad disease). Anjing yang terserang menunjukkan bau yang khas. Gejala dehidrasi sangat menonjol dan mungkin penderita mengalamimkematian dan gagal ginjal akibat dehidrasi yang sangat.


Penyakit ini lama kelamaan dapat menyerang bagian saraf dan gejalanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Anjing tidak mampu mengontrol mikturisi (pengeluaran kemih). Pada stadium terminal, moribund, terlihat adanya kejang dengan bola mata mengalami
Kenapa baru sekarang tahu tentang hal ini ..
Kenapa tidak kemarin saat Ondisku terbaring lemah tak berdaya melawan virus yang begitu jahatnya merenggut dia dari pelukan kami .. :(
Pembahasan Kasus
Distemper anjing atau canine distemper merupakan penyakit yang sangat menular pada anjing yang disebabkan oleh virus RNA Paramyxovirus, ditandai dengan kenaikan suhu tubuh bifase, leucopenia, radang saluran pencernaan dan pernafasan dan sering diikuti oleh komplikasi gangguan saraf pusat. Semua bangsa dan umur anjing dapat terserang penyakit ini. Pada kasus ini dugaan pasien menderita distemper hanya bedasarkan gejala klinis saja, karena untuk pembuktiannya tentu saja perlu pemeriksaan laboratorium, gejala klinis yang tampak seperti ruam-ruam merah pada selangkangan kaki depan dan belakang mungkin saja akibat reaksi hypersensivitas dari gigitan caplak dan tungau pada pasien, walaupun demikian dugaan distemper tentu tidak boleh diabaikan.
Patogenesis
Penularan virus lewat udara (per inhalasi) menyebabkan infeksi ke dalam sel makrofag alat pernafasan. Virus mula-mula akan berkembang di dalam kelenjar getah bening terdekat. Dalam waktu 1 minggu virus menjalani replikasi dan menyebabkan viremia, yang selanjutnya virus tersebar ke berbagai organ limfoid, sumsum tulang dan lamina propria dari epitel. Apabila respon jaringan retikuloendotelial bagus,segera terbentuk antibodi yang cukup dan virus akan dinetralisasi hingga tubuh bebas dari virus. Sebaliknya kalau antibodi tidak terbentuk, virus menyebar cepat. Suhu tubuh saat itu akan naik , anoreksi, depresi dan sel-sel kelenjar di saluran pernafasan dan mata menghasilkan sekretnya secara berlebihan. Batuk, dispnoea, disertai suara cairan dari paru-paru segera terjadi. Rusaknya epitel saluran pencernaan menyebabkan diare, muntah dan nafsu makan tertekan.
Gejala klinis
Gejala klinis distemper sangat bervariasi baik dalam durasinya maupum keseriusannya. Kenaikan suhu terjdi pada hari 1-3, diikuti penurunan selama beberapa hari kemudian naik lagi selama 1 minggu atau lebih. Saat awal kejadian segera akan diikuti dengan leukopenia dan limfopenia. Selanjutnya terjadi netrofilia selama beberapa minggu.
Gangguan pada saluran pernafasan berupa keluarnya leleran hidung kental, mukopurulen dan leleran mata yang menigkat (epifora) yang lama-lama juga bersifat mukopurulen .
Anjing akan tampak lesu, depresi, batuk-batuk, anoreksi dan mungkin diikuti diare dengan tinja yang berbau busuk. Telapak kaki akan mengeras krena kekurangan cairan (hardpad disease). Anjing yang terserang menunjukkan bau yang khas. Gejala dehidrasi sangat menonjol dan mungkin penderita mengalamimkematian dan gagal ginjal akibat dehidrasi yang sangat.


Penyakit ini lama kelamaan dapat menyerang bagian saraf dan gejalanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Anjing tidak mampu mengontrol mikturisi (pengeluaran kemih). Pada stadium terminal, moribund, terlihat adanya kejang dengan bola mata mengalami
nystagmus.
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada anamnesa, gejala klinis yang ditemukan dan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, PCR, immunofluororesensi, isolasi virus, analisa ciran serebrospinal, serologi dan tes ELISA untuk antibodi spesifik distemper.
Diagnosa banding
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada anamnesa, gejala klinis yang ditemukan dan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, PCR, immunofluororesensi, isolasi virus, analisa ciran serebrospinal, serologi dan tes ELISA untuk antibodi spesifik distemper.
Diagnosa banding
- infeksi Adenovirus 2 
- infeksi Bordetella broncoseptica
- mikoplasma
- toxoplasmosis
- koksidiosis
- cacingan
- hepatitis virus
Prognosa
Pada infeksi ringan, terutama pada anjing yang telah divaksin, prognosanya baik,sedang lainnya meragukan sampai infausta.
Terapi dan Pencegahan
1. Antibiotik
Pemberian antibiotik dimaksudkan untuk mengatasi teerjadinya infeksi sekunder. Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik dengan broad spectrum.

- infeksi Bordetella broncoseptica
- mikoplasma
- toxoplasmosis
- koksidiosis
- cacingan
- hepatitis virus
Prognosa
Pada infeksi ringan, terutama pada anjing yang telah divaksin, prognosanya baik,sedang lainnya meragukan sampai infausta.
Terapi dan Pencegahan
1. Antibiotik
Pemberian antibiotik dimaksudkan untuk mengatasi teerjadinya infeksi sekunder. Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik dengan broad spectrum.
Obat ini akan berdampak pada ginjal, makanya anak anjing harus banyak minum untuk mengganti cairan yang banyak hilang.
Agar anak anjing mau banyak minum, letakkan satu butir garam kasar dibawah lidahnya, maka dia akan merasa haus terus.
2. Terapi cairan dan elektrolit
Untuk mengganti cairan yang hilang dan mengatasi dehidrasi akibat diare atau muntah.
3. Obat-obat sedativa dan anti konvulsi
Sedativa dan anti konvulsi di berikan bila anjing meninjukkan gejala saraf.
4. Vaksinasi
Vaksin dengan vaksin hidup dapat memberikan imunitas yang cukup dan berdurasi lama asalkan prosedur penggunaan tersebut dipatuhi,misalnya berapa kali harus diulang sebelum vaksinasi booster tahunan.
5. Memberikan gizi yang baik dan penar agar nutrisi yang diperlukan anjing dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya nutrisi maka kondisi tubuh dapat terjaga dan tidak mudah terserang penyakit.
6. Kontrol terhadap adanya endoparasit dan ektoparasit.
drh. M. Jeffry Wahydi
Ditulis oleh 99jeffry
2. Terapi cairan dan elektrolit
Untuk mengganti cairan yang hilang dan mengatasi dehidrasi akibat diare atau muntah.
3. Obat-obat sedativa dan anti konvulsi
Sedativa dan anti konvulsi di berikan bila anjing meninjukkan gejala saraf.
4. Vaksinasi
Vaksin dengan vaksin hidup dapat memberikan imunitas yang cukup dan berdurasi lama asalkan prosedur penggunaan tersebut dipatuhi,misalnya berapa kali harus diulang sebelum vaksinasi booster tahunan.
5. Memberikan gizi yang baik dan penar agar nutrisi yang diperlukan anjing dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya nutrisi maka kondisi tubuh dapat terjaga dan tidak mudah terserang penyakit.
6. Kontrol terhadap adanya endoparasit dan ektoparasit.
drh. M. Jeffry Wahydi
Ditulis oleh 99jeffry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar